Sabtu, 28 Juli 2012

Bunga Dari Sedotan




Begitu banyak dan beraneka ragam bunga cantik yang ada di sekitar kita dan telah banyak memberikan inspirasi bagi banyak orang. Bunga merupakan dambaan setiap wanita dan bunga adalah keindahan yang terdapat pada diri seorang wanita.
Akan tetapi keindahan pada bunga tak dapat bertahan hingga lama, bunga-bunga cantik itu akan layu dan kemudian saling berguguran. Tetapi kita dapat membuat bunga-bunga tiruan yang tak kalah cantik dengan bunga alami, selain awet kita tak perlu memberikan perawatan yang khusus seperti halnya pada bunga alami.
Keindahan dan kecantikan bunga-bunga itu telah menginspirasikan penulis menorehkan tulisan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah seni rupa dan ketrampilan SD di semester 3 ini. Bunga-bunga cantik dari sedotan ini memang layak untuk di pamerkan. Sedotan yang sering kita gunakan untuk menikmati minuman dingin atau juice dapat kita manfaatkan sebagai bahan pembuat bunga, meskipun sedotan yang digunakan untuk membuat bunga memiliki karakteristik khusus (warna lebih beraneka ragam, lebih lunak, berdiameter lebih besar) yang dapat diperoleh di toko alsesoris bunga.
Meskipun terbilang lebih mudah, namun pada dasarnya pembuatan bunga dari sedotan tetap memerlukan ketelatenan dan juga kerapihan dalam merangkainya. Terlebih bunga itu memiliki tingkat kerumitan yang cukup sulit, hal ini benar-benar diperlukan ketelatenan dan kecermatan dalam membuat pola dan bentuk bunga.
Sebelum memulai membuat bunga dari sedotan, sebaiknya kita harus mengetahui persis bagaimana bentuk detailnya dari bunga yang akan kita buat. Jika akan membuat bunga dari sedotan supaya tampak mirip dengan aslinya, kita dapat melihat secara langsung bunga yang asli dan segera buat pola sesuai dengan pengamatan kita.
Sedikit uraian dari bagian Bunga dari sedotan ini, semoga bermanfaat untuk para guru dan calon guru khususnya, serta masyarakat luas pada umumnya


Alat dan Bahan
Alat utama yang digunakan adalah gunting, jarum berukuran besar, alat serut, dan juga tang yang digunakan sebagai pemilin kawat. Sedang bahan dasar yang digunakan adalah sedotan.
Untuk menunjang kelengkapan dan kesempurnaan dari bunga dibutuhkan beberapa bahan tambahan, yang tersedia di toko-toko bunga hias atau aksesori. Bahan yang dibutuhkan selain bahan dasar yakni aneka kelopak bunga, daun dan tangkai, serta putik dan  benang sari yang telah siap pakai (langsung dapat dirangkai).




Kamis, 26 Juli 2012


Seni rupa dwimatra
(dua dimensi, dimensi datar)

Ø Tarikan Benang
Bahan dan alat yang diperlukan: benang kasur, pewarna, kertas HVS/gambar, koran bekas (alas meja), tempat pewarna(wadah air kecil).
Prosedur pengerjaan:
a.    Siapkan adonan pewarna seperti pada proses batik sederhana.
b.    Ambil benang kasur sepanjang 40 – 45 cm. Celupkan sebagian besar benang tersebut pada larutan pewarna. Kalau larutan pewarna dirasakan terlalu banyak menempel pada benang, sebaiknya diperas dahulu. Pewarna yang terlalu banyak menempel pada benang akan mengakibatkan hasil yang kurang memuaskan.
c.    Letakkan benang tersebut pada kertas yang sudah diletakkan di atas alas koran. Apakah letak benang mau diatur atau bebas bergantung pembuat. Ujung benang yang tidak terkena warna, harus ada di luar bidang kertas.
d.   Lipatlah kertas tadi di tengah-tengah sisi panjangnya.
e.    Sambil menekan kertas dengan salah satu telapak tangan, tariklah benang sampai keluar dari lipatan kertas. Arah tarikan bebas.
f.     Buka lipatan kertas.
g.    Untuk menghasilkan beberapa bentuk dalam satu bidang gambar/ kertas, lakukan kegiatan yang sama seperti di atas. Dengan mengubah letak benang, akan diperoleh gambar baru.
Ø Bila dikehendaki gambar berwarna (lebih dari satu warna), yang harus dilakukan adalah: menarik benang beberapa kali sesuai dengan jumlah benang yang dicelupkan pada warna yang berbeda, menarik satu kali tarikan seutas benang yang dicelupkan pada beberapa warna, menarik satu kali tarikan sejumlah benang yang sudah memiliki warna masing-masing.


Ø Inkblot
Bahan yang diperlukan pada kegiatan ini hampir sama dengan kegiatan tarikan benang. Malahan benangnya sendiri pada inkblot tidak diperlukan.
Prosedur pengerjaannya:
a.    Teteskan warna yang sudah disiapkan terlebih dahulu di atas kertas yang sudah dialasi koran bekas.
b.    Lipat kertas tersebut pada tengah-tengah sisi panjangnya.
c.    Kertas yang sudah dilipat digosok dengan pinggir telapak tangan serata mungkin terutama pada bagian yang ditetesi pewarna.
d.   Buka lipatan kertasnya! Gambar apa yang terjadi?
e.    Untuk menghasilkan gambar yang berwarna lebih dari satu, ulangi beberapa kali kegiatan seperti di atas, tentu saja warna yang diteteskan kemudian harus berbeda dengan warna sebelumnya.
Dengan meneteskan sekaligus beberapa warna pada permukaan kertas, dan kemudian melipat serta menggosoknya akan dihasilkan pula gambar yang multi warna.

Ø Menggambar dengan Tiupan
Bahan yang diperlukan sama seperti inkblot, tambahannya adalah sebuah sedotan minuman. Proses pengerjaannya:
a.    Teteskan cairan pewarna pada kertas yang sudah diletakkan di atas kertas koran.
b.    Tiuplah tetesan warna itu dengan menggunakan sedotan. Sambil meniup, sedotan itu digoyang-goyangkan sehingga tetesan warna akan menyebar ke berbagai arah. Usahakan tidak ada ujung tetesan yang masih menggenang. Tiup sampai habis.
c.    Dengan meneteskan beberapa warna berbeda dapat menghasilkan gambar yang beraneka warna .





Ø Cetak Bayangan
Mencetak bayangan merupakan kegiatan berkarya seni rupa yang menghasilkan gambar bayangan. Media yang digunakan, diperlukan adanya kertas gambar, daun atau guntingan gambar sebagai objek, cat air, cat semprot atau pewarna kue, sikat gigi bekas, dan sisir. Cara mencetaknya adalah sebagai berikut:
1.      Daun atau guntingan gambar diletakkkan diatas kertas gambar
2.      Cara mencetak dengan sisir atau dengan semprotan
3.      Setelah cat kring, daun atau guntingan gambar tersebut diangkat. Dan anda dapatkan hasil dari cetak bayangan terrsebut.
Ø Cetak tinggi
(Cetak Penampang, Daun-daunan, dan Umbi-umbian)
Bahan dan alat yang diperlukan: kertas, pewarna, pelepah daun, buah, daun-daunan, umbi-umbian, pisau, cutter, silet, alas pewarna, spon/busa, kapas, koran bekas.
Proses pengerjaannya:
a.    Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau buah-buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak adalah: pelepah daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak.
b.    Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau silet. Arah potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan permukaan potongan sangat menentukan hasil cetakannya.
c.    Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan, cukup disediakan serbuk pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah dicampur dengan air.Pewarna serbuk, cukup disebarkan pada alas warna yang bentuknya datar dan rata misalnya: kaca, formica, lembaran plastik, piring. Penampang acuan cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan pada serbuk warna yang ditaburkan di alas hingga rata, maka terjadilah warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon, atau pada kapas.
d.   Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan ikutilah petunjuk ini.
1)   Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan
2)   pada pewarna yang ada pada alas warna tadi.
3)   Selanjutnya tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut pada kertas yang sudah diletakkan di atas koran.
4)   Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada kertas. Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti yang dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang sama atau yang lain.
5)   Acuan cetak yang sudah kering (tidak mengeluarkan cairan), pengisian warnanya harus dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada spon/busa, atau kapas yang sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama seperti pada pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian pula pengulangan pencetakkannya.
6)   Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan cetak tidak berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya tidak akan memuaskan.
Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan sebagai berikut:
a.    Pilihlah bentuk daun yang menarik serta ukurannya tidak terlalu lebar.
b.    Siapkan pewarna pada alas warna seperti pada cetak penampang. Usahakan agar keadaan pewarna pada alas merata keadaannya, serta tidak terlalu encer.
c.    Tempelkan permukaan daun tadi serata mungkin pada alas pewarna.
d.   Selanjutnya permukaan daun yang sudah berwarna tadi tempelkan pada kertas yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Gosoklah permukaan daun itu dengan hati-hati. Agar aman dan leluasa menggosok, simpanlah kertas di atas permukaan daun tersebut.
Bila mencetakkannya sempurna, bentuk daun serta warna yang dipilih akan tergambarkan pada kertas. Pada cetak umbi-umbian, kita harus membuat acuan cetak terlebih dahulu. Umbi-umbian yang biasa digunakan untuk acuan cetak diantaranya adalah: ubi jalar, kentang, talas, wortel, ketela pohon. Proses kerjanya sebagai berikut:
(a) Potonglah umbi yang sudah dipilih untuk acuan cetak serata mungkin.
(b) Buatlah gambar/bentuk pada permukaan potongan yang rata tadi.
(c) Selanjutnya hilangkan atau rendahkan bagian permukaan yang nantinya tidak akan memindahkan gambar/bentuk dengan jalan mengerat atau menorehnya.
(d) Siapkan pewarna sebelum melakukan pencetakkan. Namun sebaiknya lihat kembali proses pencetakan penampang yang basah dan yang kering. Pada cetak umbi-umbian-pun berlaku hal seperti itu, karena ternyata ada umbi-umbian yang masih mengandung cairan dan sebaliknya. Oleh sebab itu untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang masih basah, gunakan serbuk warna. Sedangkan untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang sudah kering, pewarna harus dicampur dahulu dengan air. Sekali lagi tata cara pencetakkannya lihat proses cetak penampang.

Rabu, 11 Juli 2012

SILUET dengan CETAK TINGGI


Bahan : Kertas bufalo, pensil, penghapus, spidol, cat warna, sikat gigi, dan sisir.

Suatu karya seni antara perpaduan siluet dengan cetak tinggi. bagian cetak tinggi menggunakan sisir dan sikat gigi yang di beri car warna dan digesek-gesekkan pada gigi sisir, sehingga menghasilkan bercak-bercak halus seperti brush.